Rabu, 22 Juli 2009

Dari Sumatera Utara

Dari Sumatera Utara:

Pada akhir maret lalu ( 23 maret - 4 April2009) saya di tugaskan oleh organisasi untuk berkunjung ke Medan Suamtera Utara dalam urusan kerja untuk sebuah riset kecil mengenai “Pertisipasi Buruh Perempuan dalam Serikat Buruh dan Faktor Sosial Budaya yang Menghambatnya”. Ada 5 (lima) serikat yang harus di temui dan tidak kurang dari 20 perempuan pimpinan serikat buruh tersebut yang harus di wawancara, karena selain pimpinan pusat, federasi, cabang dan daerah juga langsung melakukan wawancara dengan pimpinan serikat anggotanya di tingkat pabrik (perusahaan).

Data ini di butuhkan untuk memperkaya informasi dan hasil-hasil-hasil temuan dari survey yang dilakukan pada internal organisasi (anggota) serta untuk mengetahui apakah organisasi lain juga mengalami hal yang sama termasuk berbagai pengalaman dari pengorganisasian, advokasi dan juga memecahkan masalah-masalah khususnya soal partisipasi buruh perempuan dan organisasi dan juga dalam pimpinan.

Kedatangan ke Medan (sumut) ini sebenarnya kurang beruntung karena bertepatan dengan musim kampanye (pilleg 2009), dimana banyak serikat buruh (pimpinannya) yang akan di kunjung sedang sibuk juga terlibat dalam urusan politik praktis ini; ada yang jadi caleg langsung, jadi timkampnye/timsukses dari salah satu caleg baik langsung atau tidak langsung, intinya ikut ambil bagian dengan berbagai caranya dalam pesta pileg ini. Tapi alhamdulilah berkat kemurahan hati, bantuan dan pengertian dari kawan-kawan tugas ini bisa berjalan dengan lancar meskipun terjadi beberapa perubahan jadwal dari rencana semula. Kawan-kawan sangat menyambut dengan hangat, dan di berbagai kesempatan juga terjadi diskusi mengenai soal-soal perburuhan dan gerakkannya termasuk situasi politik saat ini, meskipun hanya sekilas dan sepotong-sepotong.

Sesampainya di Kota Medan:

Begitu sampai di Polonia, seperti biasa, seperti waktu-waktu lalu jika berkunjung ke Medan, setelah menelpon saya langsung menuju “Pondok Rakyat” Gang Sehati di Tanjung Sari Pasar 4 Setia Budi dengan menggunakan Angkot (orang medan bilang motor) tak lupa mampir sebentar untuk menyantap Mie Aceh khas Medan yang sedap di kedai “Titi Bobrok” yang selalu rame oleh pengunjung.

Setelah hampir 1 thn tidak berkunjung ke Medan, Pondok Rakyat masih seperti semula ketika pertama kali saya Ke Medan, hanya penghuninya saja yang berkurang sehingga menjadi agak sepi. Beberapa kawan muda yang dulu menetap di Pondok ini sudah banyak yang pergi dengan berbagai kesibukan masing-masing. Perpustakan yang dulu rapi dan rame oleh temen-temen yang baca serta diskusi, kini sedikit tidak ter rawat dan sepi.

Setelah berbincang-bincang ringan soal Jakarta, gerakan rakyat dan kabar beberapa teman, saya beristirahat dengan di iringi guguyaran hujan yang lumayan deras, karena terlalu lelah akhirnya tertidur juga dengan nyenyak.

Hari pertama ini di habiskan dengan berbincang-bincang dan diskusi berbagai soal di pondok rakyat serta menghubungi beberapa kontak dari pimpinan serikat buruh yang akan jadi informan (diwawancara) untuk memberitahukan dan membuat janji untuk bertemu.

Ke Lapangan Merdeka Ikut Meng hadiri Kampanye


Hari di hari ketiga setelah diskusi dan mengatur jadwal untuk wawancara dengan pimpinan dan pengurus basis didua organisasi, siang itu langsung di ajak ke Lapangan Merdeka untuk menghadiri kampanye yang tidak begitu meriah menyaksikan DR. Riyas Rasyid berorasi kesana kemari dengan memberikan janji-janji serta menggambarkan bagaimana peranan partainya selama ini. Di warung tenda sebelah timur sambil menikmati es kelapamuda dan sate kerang kas Medan diskusi berlanjut kira-kira setelah 30 menit di kenalin dengan bung Bambang Hermanto (pimpinan serikat) yang maju menjadi caleg di Kabupaten Deliserdang dan juga beberap buruh yang ikut hadir dalam kampanye ini.

Dari beberapa informasi yang didapat banyak sekali para pimpinan serikat buruh yang menjadi caleg dari berbagai partai, seperti Partai Buruh, PDI perjuangan, PDK, Partai Merdeka, Partai Hanura mengenai jumlahnya tidak tahu pasti karena memang tidak ada data resmi yang bisa di dapat.

Dari lapangan Merdeka lalu meluncur ke Polonia untuk bertemu dengan kawan-kawan pimpinan serikat dari PT. Asia Karet, perusahaan yang memproduksi karet gelang dan juga rubber.

Hari hari berikutnya sibuk dengan janji yang sudah dibuat, meski ada beberapa janji yang dibatalkan dan disusun ulang, kota medan, tanjung morawa, tembung, kota medan, deli tua, kota medan terus bolak balik , diskusi dan diskusi, begitu waktu di habiskan.

Dari kesibukan tersebut tidak lupa di sela-sela waktu luang untuk juga menjelajah beberap makanan khas Medan, mulai dari Mie Aceh, Kare kambing, Sate, Lontong sayur, ikan asap padang sidempuan, juice martabe, Utamanya Bika Ambon dan Bolu Meranty tidak ketinggalan. [2009]

Berikut adalah poto –poto di perkampungan (mes) tempat tinggal buruh-buruh PT. Asia Karet yang di sediakan oleh perusahaan, posko perjuangan pemenangan Caleg Buruh, dan juga di kantor DPD SPN Sumut sekaligus sekret ABDes (Aliansi Buruh Deliserdang).

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar