Selasa, 17 Agustus 2010

Di Hari Merdeka Yang Gundah

Di Hari Merdeka Yang Gundah


Hari ini Selasa, 17 Agustus 2010……
…. 65 tahun Indonesia telah merdeka
Setiap jalan setiap gang setiap rumah merah dan Putih berkibar
Setiap gedung, taman dan jembatan di hiasi pernak-pernik
Meriah sejagat di antara gelap nasib jutaan rakyat
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Meskipun yang nampak adalah wajah-wajah yang tidak pernah di kenalnya
Semua merangkai bunga diantara hujan yang mulai turun
Dimana semboyan dimana nyali
Kita telah berjanji untuk mengukir di dihati dan dada negeri


Hari ini, tanggal ini…..
….. 65 tahun negeri ini merdeka
Merdeka dengan ceceran darah dan air mata
Merdeka dengan dentuman meriam, runcingnya bambu dan tajamnya sebilah keris
Merdeka dengan hamparan bangkai jutaan nyawa
Merdeka dengan diplomasi yang sering ingkar janji
Merdeka dengan hangusnya kota dan rudaknya jalan-jalan
Merdeka dengan perjuangan dan Revolusi rakyat yang gagah berani


Setiap tanggal Kemerdekaan,
Setiap hari Telah berkali dan juta yang berjanji
Atas nama cinta pada nusa dan bangsa
Yang berjuta-juta nyawa berdarah tercecer
Yang berjuta-juta rupa papa tak berdaya
Yang berjuta-juta jiwa di jual di perbudak di negeri orang
Yang berjuta-juta generasi tak bisa sekolah dan tak punya rumah


Setiap tanggal Kemerdekaan,
Setiap hari Telah berkali dan berjuta yang berjanji
Atas nama cinta pada nusa dan bangsa
Atas nama kemerdekaan negeri tercinta Indonesia
Terpaksa harus berkata mesti penuh dengan peluh dan rasa takut
"Bangunlah badannya, ... bangunlah jiwanya ..."
“Merdeka Ini untuk siapa dan siapa yang merdeka”


Bangunlah jiwanya… bangunlah badanya …
Kenapa berjuta-juta rakyat terus menderita
Susah sandang, susah pangan susah papan
Padahal negeri ini subur dan kaya-raya
Semuanya membisikkan kisah diantara kematian dalam senyum yang kian hidup
Semuanya telah di gadaikan di pundak para kapitalis monopoli asing
Semuanya telah dikuasi tuan jahat pemangsa segala
Tinggalah kita menikmati segala bencana
Dalam meriahnya pesta istana para penguasa komprador


Bangunlah jiwanya… bangunlah badanya …
Dimana semboyan dimana nyali
Meski gundah kian kuat menerpa diri
Kita telah berjanji untuk mengukir di dihati dan dada negeri


Kang roedy
Jakarta-Depok: 17/8/2010

1 komentar:

  1. siswa:
    ..."Meski gundah kian kuat menerpa diri
    Kita telah berjanji untuk mengukir di hati dan dada negeri"...
    ...b r a v o dan d u k u n g kawan!!! sj...

    BalasHapus