Selasa, 27 Oktober 2009

PuisiKU : SEPI SENDIRI


SEPI SENDIRI

*
Sepi sendiri
ini sungguh hari dan ruang yang sepi
Ungkapmu penuh keluh
Rupa nya lukamu kambuh

(1)

Aku tak kuasa melihatmu sedih
kan Ku temani sampai jauh ketepi
Hingga sepi Mu merambat jauh pergi

**
Masih disini bersama sepi
Hanya mengulang segala muasal
Lekat kuat telah mencatat
Padamu penuh harap

(2)

Aku percaya kuasamu kuat
Ajari aku lekas
Jejaknya sudah menandai
Yang gagah menembus batas

***
Suaramu aku tahu merdu
Tanpa kuasa Aku harus putuskan untuk berlari
bersama sepi Mengingkari hari menunggu pergi
Tampa campur tangan

(3)

Kadang kala kita harus berlari untuk mengejar ketertinggalan
Tapi mohon jangan acuhkan apalagi palingkan muka
Aku ini pernah ada dan hadir di hatimu
Kenal Cintamu juga pernah menyatu


Kang Roedy :
Almodys RTM : 25102009

Jumat, 23 Oktober 2009

PuisiKu : Ingin Menantang


Ingin Menantang


Situasi ini sesungguhnya sudah aku prediksi sebelumnya
Bukan karena mantra dan doa-doa
Karuan saja bersungut-sungut
Dan Ku patahkan hingga benar-benar patah seperti yang pernah kau katakan


Sekarang Ku tantang sekalian
Apa pesan yang mau di sampaikan
Dalam mahalnya keberanian di kubangan ketakutan
Katanya mencintai ku penuh sangat
Mana janji mana nyali

Rupaya benar-benar jatuh ke pangkuan semula
Mesti mengelak beribu kata
Mesti menutup berlapis ribu baja
Cerita ini mesti berlanjut meski pahit dan benar-benar pahit
Seperti yang pernah kau katakan
Kelirunya mata, kelirunya rasa benar adanya

Makin banyak daun berguguran
Sekarang, sungguh ingin menantang semua pecundang
Yang mencintai ku penuh sangat
Ah.. masih saja seperti itu dari dulu
Lekas pergi jangan berharap kembali
Pastikan malam ini bertemu jingga




Kang Roedy :
Srengseng Sawah ; 23102009

Kamis, 15 Oktober 2009

Kencan dengan Rembulan

Kencan dengan Rembulan


dengan segala hormat bagi yang perlu hormat/
aku ajukan soal/
jangan dulu bergegas pagi/
SOALNYA ... soal rindu ..../
malam ini aku sedang berkencan dengan rembulan/
bersenang-senang dengan sejuta bintang-gemintang/
jika aku sudah puas/
aku ikhlas melepas untuk mu menepati janji dengan matahari/


oleh : Kang Roedy
Srengseng Sawah ; 141009

SMS dari Kawan .....


SMS dari Kawan ….

Tadi Rabu, 14 Oktober 2009 ditengah-tengah diskusi menyusun strategi advokasi dan perjuangan kawan-kawan MMS Jakarta Utara, tiba-tiba HP butut saya berdering berkali-kali karena ada sekitar 5 SMS masuk berbarengan dan begitu saya baca ada 1 SMS yang dikirim oleh seorang kawan yang baru beberapa minggu ini pergi untuk melakukan kegiatan lain katanya untuk belajar dan memperdalam ilmu agama, agar menjadi manusia yang baik, dan hati ini tidak hampa dan kosong. SMS nya berbunyi begini : Mlm bung. Lg sbuk y? mf ganggu aktftse….. Q m blng k bung klo q sngt b’trmksh ats di2kan yg bung brikan n InsyaAllah bung q akan tetap di GSBI….. gak da pkrn q untk tdk b’sm2 bung n GSBI….. it uneg2 yg blm q smpkan k bung … tunggu ja bung klo tb wktny q kan kmbli…

Setelah selesai membaca SMS itu saya hanya tersenyum, dan mengingat-ingat apa yang pernah saya lakukan buat kawan ini, sungguh dan jujur rasanya saya tidak pernah berbuat apa-apa untuk dia, bahkan perhatianpun jarang saya berikan padanya. Ngobrol apalagi Berdiskusi intensif rasanya sangat jarang dan hampir jarang saya punya waktu untuk pergi bersama atau hanya sekedar duduk-duduk untuk sekedar minum kopi bersama. … jujur saya merasa malu dan benar-benar merasa bersalah. Karena yang ada saya banyak merepotkan dengan meminta tolong ini dan itu, kadang minta dibuatkan kopi, ketika bener-bener pingin minum kopi (krn memang saya jarang minum kopi, jadi ga bisa buat kopi……) atau minta tolong untuk hanya sekedar membeli rokok dan membeli makan malam bersama-sama.

Jujur ada pertanyaan dalam hati apakah isi SMS itu adalah ke sungguhan dari pilihan hati-nya atau hanya sekedar mengingatkan dan mengkritik saya yang mungkin kurang peduli dan resfek.

Terakhir bertemu sama dia (tepatnya saya lupa) sebelum pergi saya juga tidak banyak berdiskusi dan berbincang sama, hanya saya bertanya mau kemana sudah rapi-rapi,… dia jawab dengan rada malu: Mau meneruskan dan menjalankan niat saya yang tertunda dan yang pernah disampikan juga sama bung,….. dan sekalian mau pamit.

Saya pun .. membalas jawaban dia; memang sudah mantaf dan ini sudah benar-benar menjadi pilihan, saya senang bung mau belajar……. Lalu terakhir ucapan saya … Bung Hidup itu pilihan termasuk jalan apa yang akan kita tempuh, maka kita harus benar-benar memilih jalan hidup itu dengan sepenuh hati, tak boleh ada ragu sedikitpun dan dijalaninya juga dengan sungguh-sungguh. Dan saya secara pribadi berharap bung tidak pergi apalagi meninggalkan atas apa yang sudah di jalani selama ini bersama-sama saya dan GSBI.

Lalau saya meneruskan sedikit pekerjaan…. Dan tak lama saya langsung pamitan untuk pergi karena ada rapat di luar ……

Setelah itu saya tidak tahu kabarnya, bahkan jadi berangkat atau tidaknya saya seolah-olah tidak peduli lagi.

Cuma saya pernah mendengar tuturan dari seorang kawan lain , bahwa saat ini dia juga sedang menjalin hubungan serius dengan kawan perempuan bagian dari kita…. Semoga saja.

……………….
Setelah 3 kali membaca SMS tadi, lalu saya membalasnya begini :
Aku berharap bkn hanya skedar kata-kata/
Aku tunggu tiba waktunya/
Smpai dmana kpan tak akan berhenti aplg mati/
Proletar jln rakyat hrs jd pilhn ht bkan hnya ikutan/
Kuprcya pdmu itu msh ada bljr bersama/
Jiwa hati terbuka lebar/
Bendera biru panji-panji kita akn trs berkibar mnanti janji yg tlah trikrar/



oleh : kang roedy
Srengseng Sawah 14102009

Senin, 05 Oktober 2009

Jalan Ini Pernah di Tempuh



Jalan ini pernah ditempuh, cara ini pernah di lakoni, banyak berhasil sampai di tempat yang di tuju, tak sedikit pula berbalik arah ke semula dimana pernah memulai, bahkan ada juga yang tersesat. Tapi Jalan ini Jalan Rakyat, Jalan yang Benar, jalan yang akan membawa ke tempat tujuan dengan kendaraan pilihan dengan mesin dan model terbaru, dimana semua jadi maju dan maju jadi semua.


Oleh : KangRoedy