Senin, 28 Februari 2011

BMI dan Marzuki Ali Yang Ketua DPR RI itu....??

Sisakan senyum dan silahkan ketawa membaca dan menyimak kata-kata yang di lontarkan oleh Pak Marzuki Ali yang ketua DPR-RI itu; dan silahkan pula jika memang mau marah, karena ini layak untuk marah;

TKW PRT ini mencoreng citra Indonesia di luar negeri. PRT TKW itu membuat citra Indonesia buruk. Media online itu menulis begitu Marzuki Alie: TKW PRT Buat Citra Indonesia Buruk


Silahkan sisakan senyum dan silahkan ketawa dan jika ketawa itu terdengar segera garuk telinga dan jangan lupa hidung juga perlu di cucuk apalagi membaca dan menyimak kata-kata yang di lontarakan oleh pak marzuki Ali yang ketua DPR-Ri itu;

Kawan-kawan Media online itu menulis; TKI PRT Ada yang tidak bisa membedakan cairan setrika. Akhirnya menggosok baju seenaknya. Makanya majikannya marah. Wajar saja itu setrika menempel di tubuh pembantu.

Didarah BMI dan darah kita ini pasti merah mendidih, maka Relakan untuk mereka terus marah Agar air mata bisa pergi. Agar pak marzuki Ali yang anggota DPR RI itu mengerti apa itu BMI dan apa sebab masalahnya terjadi seperti itu. Agar pak Marzuki Ali itu mengerti dan paham dimana dan apa yang menjadi peranan dan tanggung jawab Negara.

Katakan cinta, Rasakan duka, Katakan pasti kita rasakan
Segala penderitaan apalagi kalau dikatakan kita pura-pura gila.
Padahal kita penghasil Devisa, bukan tukang perkosa apalagi menilep uang rakyat, KORUPSI.

Di media Online itu pak marzuki Ali yang ketua DPR itu bilang lagi: PRT TKW. "Ada yang pura-pura gila. Ada yang menggoda anak majikan karena ingin punya anak yang hidungnya mancung. Lalu ketika sudah lahir dan ingin pulang ke Indonesia karena anaknya tidak punya dokumen,"

Satukan kata dan rasa, Bersama singkirkan derita, karena jelas kata-kata itu telah melukai, mencederai, menghina, melecehkan dan merendahkan harkat dan martabat BMI dan keluarganya serta berjuta-juta rakyat Indonesia.

Biarkan langkah berarti kita terus berjalan Disekejap hidup ini, kita tahu dan mengerti diri kita sendiri.nampaknya Yang tidak mengerti itu pemerintah dan pak marzuki Ali. sebab penilaian Marzuki Alie yang ketua DPR itu, justru bukan mencerminkan rendahnya skill para PRT asal Indonesia, melainkan cerminan dari bobroknya system penempatan buruh migrant Indonesia keluar negeri, gagalnya rezim SBY Budiono, dimana UU No 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri (PPTKILN) merupakan produk hukum yang berorientasi hanya “jualan manusia” semata.

Tidak kurang dari 6,5 juta BMI itu membatah atau mengiyakan pendapat itu, pendapat soal bobroknya pemerintah, soal gagal dan minimnya layanan dan perlindungan yang di berikan oleh pemerintah. Soal UU yang mengatur bisnis penjualan manusia semata. soal terminal khusus yang menjadi sarang penipuan dan pemerasan.

Sebab jelas guna menyelesaikan cerita buruk soal BMI dan PRT di luar negeri dan dalam negeri, pemerintah dan DPR seharusnya segera mengesahkan RUU PRT dan mendukung Konvensi ILO tentang PRT meratifikasi konvensi PBB 1990, mencabut UU no 39 tahun 2004 dan segera mmebuat UU yang pro dan melindungi BMI.

Kita juga tahu dan BMI juga mengerti sesungguhnya Yang membuat citra buruk Indonesia diLuar Negeri adalah pemerintah SBY sendiri, karena tidak bisa membuat lapangan pekerjan untuk seluruh rakyat diIndonesia, tidak mampu mencerdaskan rakyatnya karena biaya pendidikan yang sangat mahal dan karena Upah Buruh yang murah, karena tanah-tanah rakyat terus di rampas paksa untuk perkebunan besar, perumahan elit, lapangan golf, jalan tol dan pabrik-pabrik milik imperialis.

Indonesia ini menjadi penyalur buruh murah karena, karena SBY-Boediono itu boneka, kaki tangan, centeng dari tuan tanah dan dari kapitalis monopoli asing terutama Amerika Serikat, dimana memang Indonesia diposisikan sebagai negeri yang ramah terhadap kepentingan mereka, lihat saja itu di Inpres no 6 itu. Jelas dan sangat terang.

Silahkansekarang sisakan senyum dan silahkan ketawa membaca dan menyimak kata-kata ini, garuk kepala dan pantat. Sebab rezim ini layak untuk di tertawakan, layak untuk di lawan dan disadarkan.## 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar