PERTAMA
DATANG KE KOTA PALU :
Oleh: Roedy HB.
Daman|Jakarta|15 Mei 2013|
Minum Saraba bersama di Teluk kota Palu tak terlupakan,
Juga mendapatkan selarik sajak di Buol sewaktu panen sawit
Di kala Teluk pasang mencatat tujuh hari pemogokan buruh kayu lapis,
Di kala daun-daun mengering kembali membaca perlawanan
heroik petani di Toli-toli dan Donggala
Kembali ke ibu kota setelah delapan belas hari bersama.
Jangan katakan Teluk Palu itu dangkal,
Lebih baik buka mata memandang jelajahi Nusantara
Gunungnya tinggi-tinggi, indah membentang dari selatan ke
utara
Jangan pula menggerutu
agar jauh terhindar dari rasa putus asa
Lebih baik baca kembali
karya agung kaum merah
Bekerja di sawah ladang,
mengubah desa terbelakang lebih baik dari pada hanya mengukur
luas tanah kaum komprador.
#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar