Senin, 15 Juni 2009

PuisiKu : Buruh Pabrik Garmen

BURUH PABRIK GARMEN

Aku ini buruh dalam sebutan kekal
Setiap bibir di urat leher para kapitalis
Aku tidak memiliki apapun
Kecuali tenaga ini yang aku jual
Semuanya dipertaruhkan untuk bertahan hidup
Agar besok bisa tersenyum lebih manis
Di setiap mimpi dalam memoles masa depan



Pagi buta berangkat bersama embun dan kokok ayam
Dalam kantuk menyambut bising suara mesin
Dengan sisa tenaga menggeser gerbang besi
Suaranya parau mengejek dihati
Disambut ketus sapa penjaga

Ku buka lagi mata kukumpulkan tenaga
Tetap saja suaranya parau mengejek dihati
Mulailah ku pusatkan perhatian,
tangan dan kaki saling berlomba
Aturannya harus sunyi tak boleh bicara apalagi ketawa
Semuanya terampil merajut benang, membuat pola
Jadilah baju kemeja dan celana
Dibawah pengawasan mandor dan Korea tua situkang marah

Malam buta target baru usai tanpa upah lembur kukantongi
Semuanya berkemas beranjak meninggalkan mesin
Tanpa perlindungan tanpa pengamanan
Seperti biasa dari dulu juga begitu
Ketika temanku berani bertanya
Uh…kerja bakti lagi ….

Bulan sabit yang redup dan bintang jadi saksi
Menelusuri gelap menuju pintu ruang sempit diujung jalan
Tak ada sapa dan makan malam
Dua anakku terlelap pulas dihimpit mimpi

Aku adalah buruh
Tidak memiliki apapun
Hanya tenaga ini yang aku jual
Untuk bertahan hidup
Demi buah hati dan cita cita
Aku adalah buruh
Yang kata kawanku adalah penentu perubahan negeri ini
Tapi kapan dan bagaimana []

Depok//Desember 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar