Rabu, 08 Juni 2011

Langit Adalah Kekasihku

Langit Adalah Kekasihku:

Aku suka menatap langit di kala senja terlebih dikala malam yang bertaburan bintang dan purnama yang datang sempurna. Aku pandangi langit dari balik jendela. Kadang aku rebahkan tubuh segenap jiwa dihamparan rerumputan tanah lapang. 

Memandang langit dengan tidur mata lurus kelangit. Luas dan menusuk ke jiwa. Lapang membentang menerawang. Sadar betapa agung kekuasaan yang dimilikinya.
 
Kala ku memandang langit terasa teduh di alam pikiran segenap jiwa seteduh rindangnya pohon tua di tepi telaga. Karena Langit adalah kekasihku….

Kala ku menatap Langit Menyejukan tajam mata memandang. Tentang langit biru karena sejuk Membujuk ketenangan hati agar tidak merajuk. Sadar akan dunia yang indah tempat langit menunggu bertemu bintang menjumput embun pagi menyapa matahari.

Aku selalu menatap langit. Aku selalu berusaha mencari dan menunggu keajaiban-keajaiban yang diberikan langit. Bintang jatuh, cahaya Aurora Borealis, pelangi, awan dan senja. Aku memiliki setia menunggu langitku. Berhadapan dengan langit, dia yang dangkal akan terjungkal.\

Aku suka Nyanyian Langit. Mendengarkan lagu ini dikala pagi menjelang, bersama embun pagi dan segelas teh panas. “Nyanyian langit, untukmu beribu puji… Takdir membahana, redakan duka bencana… Oh, luka, musnah… Oh, duka, sirna…”

Langit adalah kekasihku….
Bahkan aku pernah berjanji pada Langitku sesuai kesepakatan awal, kelak akan memberikan nama anak-anak kita dengan nama-nama pilihan. Langit, Lintang dan Laut. Karena Langit adalah kekasihku….

Kita sama-sama menginginkan anak-anak dengan hati setenang Langit, dengan pikir secemerlang Lintang gemintang dan jiwa seluas Laut. Anak-anak kita adalah anak-anak dengan kebebasan yang membelenggu mereka. Anak-anak kita akan dibesarkan oleh zamannya. Sesuatu yang pasti akan memusingkanmu dan akan sering membuatku mengomel mungkin juga manyun.

Langit adalah kekasihku….
Aku juga kadang gelisah, karena Langit seringkali tampak Muram seperti tersiksa. Aku begitu takut suatu saat langitku pergi menghilang dan tak kembali. Lalu Apa dan siapa yang bisa membahagiakanku nanti. Siapa yang akan melahirkan anak-anak aku nanti.

Dan akhirnya, betapa sunyi dan gelapnya Jiwa ini, ketika Langitku meninggalkan perjalanan yang penuh keindahan dan keajaiban. Mimpi-mimpi dan janji yang kita bangun tentu akan hanya jadi kepingan. Karena Langit adalah kekasihku….[rd-CB05062011]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar